Social Icons

Thursday 17 November 2011

CINTANYA BERPALING PADAKU


Arzcha  membanting tubuhnya di atas ranjang. Matanya berkaca-kaca, masih tidak percaya. Rohman, cowok dengan postur tinggi & item manis. Orang yang selama ini ia kenal sebagai pacar dari Wiwid, salah satu sahabat karibnya. Dan dia tahu betul, Fina sangat mencintainya, dengan segala cara Fina mati-matian untuk mempertahankan cinta Rohman. Tetapi, kejadian tak disangka tiba-tiba terjadi. Rohman menyatakan cinta padanya. Ini pasti akan menjadi sebuah dilema cinta.
    “Aku sayang kamu, aku cinta kamu..??”
    “Apa aku salah, Cha..??”
    “Aku rela memutuskan Fina, kenapa, itu karena aku tidak bisa membohongi perasaanku padamu Arz”.
    Kata-kata itu selalu terngiang di telinganya. Beberapa jam yang lalu, Rohman mengatakan semua yang ada dalam hatinya. Masih tak habis pikir, merasa dunia tak adil. Gadis yang sekarang duduk di bangku kelas XI SMA menangis sejadinya. Walaupun tak mengeluarkan suara.
    Ia kehilangan semua moodnya untuk belajar. Untung besok adalah hari minggu, yang dia anggap adalah hari kebabasan untuk meluangkan waktu dan membuang semua kejenuhan yang dihadapi setelah disuguhi seabreg kegiatan dan pelajaran di sekolah.
    “Tuhan, What happen with me..??”
    Dalam hati ia selalu bertanya-tanya.
    “Arrrghhh, kenapa semua ini terjadi padaku?”
    “Apa yang akan dikatakan Wiwid kepadaku jika ia tau semua ini. Apa yang akan dikatakan oleh teman-temanku?”
    “Aku tak bisa, aku bukan perebut cowok orang !”
    ***
    Lalu ditelfonlah Shoub, sahabat sekaligus sepupu. Yang dia anggap adalah sahabat yang paling gokil dalam segala perbuatan juga aktivitasnya sehari-hari, yang paling penting tentu bisa mengerti setiap dia berkeluh kesah padanya.
    “Tuutt… Tuutt… Tutt…”
    “Hallo, selamat malam, pembasmi serangga siap membantu anda”
    “Kami akan melayani anda seprofessional mungkin. Semua jenis serangga akan kami basmi”. Hehehe….
    Suara bercanda Shoub terdengar dari kejauhan. Tetapi ia belum bisa bicara, bibirnya masih kaku untuk mengucapkan kata-kata. Suaranya serak, karena hampir dua jam dia menangis.
    “Hallo, selamat malam, pembasmi serangga siap membantu anda”
    “Kami akan melayani anda seprofessional mungkin. Semua jenis serangga akan kami basmi”. Hehehe….
 
    Shoub mengulangi kata-katanya.
    Dan barulah ia mengucapkan kata-kata yang terdengar serak.
    “Aku mau curhat Shoub. Aku bingung, harus bagaimana..??”
    Dan langsung saja Shoubh, dengan keisengannya menjawab.
    “Wakh,, ada yang salah nich. Minum obatnya ketuker sama racun tikus ya..??”
    Dengan nada memelas serta suara serak Arzcha menjawab.
    “Serius ini, ada waktu kan buat dengerin?”
    Dengan PD-nya Shoubh langsung menjunjung tinggi rasa persahabatan & persaudaraan. Tentu dengan versinya sendiri. “Ia… ia… maaf, buat sahabatku. Apa sich yang nggak.. hehe..??”
    “Gini Shoubh, kamu tahu Rohman kan?”
    “Ia, tahu. Pacarnya Wiwid kan? Ada apa dengan dia?”
    “Dia tadi ke rumahku, dia bilang sangat mencintaiku, dia memaksa aku jadi pacarnya.”
    “Yess..!!”
    “Ko, Yess. Eman

g kenapa?”
    “Aku bakal dapat traktiran makan gratis nich” hehehe
    “Akkhh,, Shoubh.… jangan bercanda dulu kenapa sich..?? Orang lagi serius juga”. Suara memelas dan manja keluar dari mulut Arzcha..
    “Ia,, maaf lagi dech. Emang kenapa, toh kamu lagi jomblo, orangnya biarpun item manis, cakep juga, lumayan lah?” kata Rohman mencoba menghibur.
    “Bukan itu masalahnya, kamu nggak pernah tau kan kalau Wiwid sangat mencintai Rohman..?? Dia mati-matian mempertahankan cinta hanya untuk seorang Rohman. Kemarin ada 2 cwok yang nembak Wiwid, juga dia tolak”. 
    “Ooo… begitu, terus mau bagaimana?”
    “Aku bingung, aku nggak tahu, apa yang harus aku lakukan”.
    “Ya, udah, besok aku temenin ke rumah Wiwida, nglurusin masalah ini baik-baik. OK?”
    “Hah,, apa kamu sudah gila. Mau bilang Wiwid ke aku. Bisa-bisa aku akan langsung kena semprotan dari Wiwid?”. Sontak saja Arzcha langsung mengeluarkan kata-kata emosinya.  Dengan santai dan bijaksananya Shoubh menjawab.
    “Terus… mau sampai kapan kamu pendam? Kalau Wiwid sudah tahu pasti semuanya akan terasa tenang & masalah clear. Mau nggak, kebetulan besok hari Minggu, aku juga libur kerja. Kalau nggak mau ya sudah”.
    Arzchapun bingung memikirkan semua itu. Mungkin sudah buntu pikirannya. Dan mau saja mengikuti ajakan sahabatnya.
    “Ia dech, tapi kamu yang ngmong ya..??
    “Lhoo. Kok aku sih, yang punya problem kan kamu”
    Lagi-lagi Arzcha dengan memelas dengan setengah merayu. Dia paling tahu kelemahan Shoubh. Kalau Shoubh tidak akan tega melihat orang kesusahan, apalagi seorang perempuan.
    “Ayo donk, please. Bantu aku, katanya sahabatku”
    Dan benarlah, Shoubh langsung menyetujui permintaanya.
    “Ya udah, sekarang aku mau tidur dulu. Ngantuk banget.”
    “He’Em,, makasih don. Besok pagi langsung ke rumahku ya..??”
    “Ia..ia.. aku pagi-pagi ke rumahmu. Udah ya, tinggal
½ watt nich. Bye…” “Tut…tut…tut..”
    Telponpun diputuskan oleh Shoubh. Dengan setengah menggerutu. Huh, kebiasaan banget. Belum dimatiin, udah dimatiin duluan.
    Tetapi, Arzcha juga sangat tau kalau Shoubh kecapean habis kerja seharian. Apalagi kerja di bidang jasa, pasti sangat capek. Menghadapi 1001 macam karakter orang, tapi selalu dia bisa membuat dirinya tersenyum seperti sekarang ini. Makanya dia memasukkan Shoubh ke daftar sebagai sahabat yang paling baik. Walaupun kadang memang membuat kesal setengah mati. 
Akhirnya, Arzcha pun mencuci mukanya yang lusuh oleh air mata telah kering. Lalu merebahkan badan serta memejamkan mata. Karena Arzcha juga sangat capek, setelah seharian diboombardir ulangan 3 mata pelajaran. Ditambah lagi Rohman yang barusan membuat dirinya kaget, hampir mencopot jantungnya.
    ***
    Minggu yang cerah adalah hari yang asyik bagi para kaum muda. Apalagi yang sudah punya pasangan. Mereka pasti akan memanfaatkan momentum itu untuk sekedar berjalan-jalan mungkin atau aktivitas lainnya, walaupun dalam 1 bulan ada 4 kali hari minggu, tetapi tidak ada bosannya menunggu hari minggu tiba. Tetapi, tidak bagi Arzcha sekarang, yang sedang diberondong dengan sejuta masalah baginya. Ketika dia bangun, sangat malas untuk beraktivitas. Padahal biasanya hari minggu adalah hari yang paling istimewa dalam hari-harinya. Dengan langkah lesuh, dia menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan sebelum Shoubh datang. Arzcha tidak mau, Shoubh nyerocos menceramahinya ketika ia datang, belum sempat mandi. Kemarin Shoubh sudah berjanji akan datang pagi-pagi.

    ***
    “Permisi… tok… tok… tok…”.
    Suara Shubh berubah menjadi kakek-kakek, ketika mengetuk pintu untuk menemui Arzcha di rumahnya. Dan langsung mama Arzcha yang sedang berada di dapurpun langsung bergegas membukakan pintu untuk tamunya. Ketika mamanya yang tak lain adalah tantenya membukakan pintu.
    “Ya ampuuunnnn,,,, kamu lagi, kamu lagi shoubh, gak ada kapoknya ya ngerjain tante”. Dengan setengah kesal mama Arzcha mengomeli ponakannya yang isengnya kadang keterlaluan. Memang, tidak Cuma 1 kali mama Arzcha tertipu dengan ulahnya Shoubh. Tapi, ya seperti biasa Shoubh hanya melontarkan senyum khasnya untuk tantenya itu, seolah tak mempunyai dosa sedikitpun.
    “Hehehehe… maaf, Tan. Arzchanya ada..??”
    “Awas,, ya, sekali lagi..!! Ada, baru selesai mandi tuch”
    “Yaudah masuk, tante lagi masuk, ntar gosong lagi”
    “Ia… ia… ia… ngomel mulu, cepet tua tan. Hehehehe”
    Lagi-lagi Shoubh membuat kesal kepada tantenya. Sehingga tantenya pun mengeluarkan jurusnya.
    “Ya ampuunn,, ini anak satu. Berbalik sambil menjewernya”
    “Peace… Tan. Peace… Ampun !!” bujuk Shoubh kepada tantenya agar melepaskan tangan dari telinganya.
    “Ada apa sich, pagi-pagi dah ribut-ribut. Kayak anak kecil aja”. Tiba-tiba Arzcha muncul dari dalam.
    “Udah-udah, mama ke dapur lagi, gosong tuch masakan”, lalu mama Arzcha pun kembali ke dapur meninggalkan keponakannya yang super rese itu. Arzcha sudah tahu betul kelakuan sepupunya kepada mamanya. Arzcha pun langsung meluruskan permasalahan kepada Shoubh, dan mengajak ke rumah Wiwid.
    “Jadi, gimana..?? ke rumah Wiwid sekarang..??” tanya Arzcha kepada Shoubh.
    “Nggak, besok aja sekalian” Shoubh menjawab dengan agak ketus, karena kesal.
    “Hehehe… ia.. ia.. ayo berangkat, jangan manyun begitu”, canda Arzcha kepada Shoubh. Akhirnya mereka berdua menuju ke rumahWiwid.
    ***
    Tapi apa yang terjadi, tanpa disangka, tanpa direkayasa, dan di luar skenario, kalau bahasa pertelevisian. Sesampainya di rumah Wiwid, Rohman & Wiwid sedang di ruang berdua seperti larut dalam kesedihan. Arzcha pun melangkah lemas, ketika dipersilahkan duduk oleh Wiwid. Bagaimana tidak sahabat yang selama ini jadi pendengar setia ketika Arzcha sedang diberondong masalah dalam hidupnya. Sekarang ia bersedih karena dilema yang menyangkut dirinya. 10 menit mereka berempat membisu. Suasana menjadi sangat amat dramatis seperti di film Titanic ketika Jack menyelamatkan kekasihnya Rose. Atau mungkin seperti Fahri di Ayat-Ayat Cinta ketika dihadapkan kepada dua perempuan yang dicintainya. Shoubh anak super resepun hanya diam ikut larut dalam suasana pagi itu.
    “Cha… aku akan ikhlas jika semua ini yang terbaik untuk Rohman, semua ini memang sudah suratan. Kamu jauh lebih baik daripada aku. Please banget, bahagiain dia. Kita akan tetap bersahabat. Aku hanya memohon 1 permintaan saja, jangan pernah kau sakiti dia” Wiwid memecah kebisuan sambil meneteskan air mata.
    “Tapi Wid..??” belum selesai Arzcha berpendapat, sudah dipotong dulu oleh Rohman.
    “Wid, kamu percaya kan. Semua akan indah jika kamu menerimanya dengan tulus..?? Cinta ini akan mengalir seperti air di sungai. Cinta ini akan abadi jika kamu memang cinta dengan persahabatan ini.Wiwid sudah rela aku untukmu, aku tinggal menunggu keputusanmu”.
    Wiwid tak mampu berkata-kata lagi, kepalanya berat tak tertahankan. Jiwanya seperti akan keluar dari raganya.
    Suara teleponpun berdering, Arzcha dengan setengah sadar mengambil dan melihat “Rohman memanggil..”. Arzcha baru sadar ternyata semua yang dialaminya adalah mimpi. Jantungnya masih berdegup dengan kencangnya. Darahnya mengalir deras. Keringat dinginpun keluar. Apakah ini pertanda akan mulainya segala mimpi itu. Hanya Icha dan Tuhan yang tau. 

No comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

WELCOME TO MY BLOG ...