Social Icons

Tuesday 12 February 2013

DEPRESI CINTA SEMU



Namaku Hana. Kayak gitu biasanya orang – orang manggil aku. Aku cewe umur 19 tahun. Fisikku sama dengan cewek – cewek pada umumnya. Tapi temen – temenku menganggap aku sebagai cewek abnormal. Julukan itu muncul sejak aku berpisah dengan mantan kekasihku Oman. Aku memang sempat menjadi frustasi dan stress berat karna pisah sama Oman. Dia yang aku cintai mencintai orang lain. Yang ga asing lagi adalah sahabatku. Sekarangpun aku udah ga bisa nyebut dia sebagai seorang sahabat. Karena kepercayaanku udah dipermainkan.
            Malam itu aku duduk di teras rumah dengan membawa secangkir teh panas seperti biasanya. Hobbyku memandang langit dan minum teh panas sudah berlangsung sejak lama. Seperti sudah menjadi bagian dari keseharianku. Bagiku langit adalah Oman. Diamanapun aku berada selalu ada dan gak akan pernah bisa lari dari mataku.
            “ sruupp... ahh ” aku meminum sedikit demi sedikit teh kesukaanku. Terus memandang langit dan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.
            “ apa bener kata temen – temenku ? apa aku emang abnormal seperti kata mereka ? “
            Fikiranku emang udah bertambah gila. Dengan sengaja aku menumpahkan teh panas di tangan kiriku yang membawa sendok kecil.
            “ Aaaaaaaaaaaahh “ aku berteriak sangat keras.
            “ ada apa Hana ? “ ibuku datang tergesa – gesa dengan rambut yang berantakan.
            “ Astaghfirllah ! cukup han cukup. Kamu ga boleh kayak gini terus nak ! berhenti memikirkan apa kata – kata temen kamu itu. itu semua ga bener. Percaya sama ibuk. Ibuk akan sedih kalo tiap hari kamu seperti ini “
            Ibuku mengelap tanganku dengan bajunya dan membuang jauh gelas yang aku pegang. Sambil menangis ibuku memelukku erat.
            “ maafin aku buk “ aku memeluk pula ibuku.
           Akupun di bawanya masuk dan diantarkan ke kamar. Ibuku meninggalkanku sejenak untuk mengambil pasta gigi. Aku termenung dengan fikiran kosong.
            “ sini tangan kirimu “
            Akupun mengulurkan tanganku dan memandang wajah ibuku. Dengan penuh kasih sayang ibu mengoleskan pasta gigi ke tanganku yang aku siram dengan teh panas tadi agar ga bengkak. Kemudian ibu keluar dan menyuruhku untuk tidur saja. Dan akupun mengiyakan permintaan ibu.
            Mungkin benar apa kata temen – temenku kalo aku emang abnormal. Hampir tiap hari aku membuat kedua orang tuaku khawatir dengan tindakan – tindakan bodoh dengan melukai diriku sendiri. Aku sendiri ga tau kenapa itu semua terjadi padaku. Seperti ada dorongan untuk melakukannya. Ataukah memang kegilaanku diambang batas ? karena Oman pergi dariku.
Tak sedetikpun aku tertidur sampai pagi datang. Aku bangun dan pergi sekolah seperti biasanya.
Aku berjalan sendiri dengan membawa buku – bukuku yang berat karna gak muat dalam ranselku. Entah kenapa aku berniat membawa beberapa biji paku payung. Dan aku kira kegilaanku akan muncul lagi. Tapi aku berusaha menahannya.
Aku bersyukur sampai akhir jam pelajaran tingkah anehku sama sekali ga ada. Karena aku ga melihat mantan sahabatku waktu itu. aku ga tau apa yang terjadi jika aku melihatnya hari itu. Akupun langsung beranjak pergi dari ruang kelas yang bising dengan suara celotehan gak jelas yang membuatku pusing.
Aku berjalan di bawah pepohonan di sekolahku yang mengantarkanku ke ujung gerbang keluar. Tapi hari itu aku merasa ga ingin cepet –cepet pulang. Dan akupun berinisiatif untuk duduk di samping taman sekolah. Dimana tempat banyak temanku menunggu jemputan.
Keinginan itu muncul lagi.
“ aku ga mau sekarang L
Aku merogoh ranselku dan mengambil semua paku payung yang ku bawa dan membuangnya berantakan di depan ku. Ku pandangi semua paku – paku itu. Aku tak menghiraukan apapun di sekelilingku. Pandanganku hanya tertuju pada ujung - ujung paku tajam itu.
Tiba – tiba firasat itu muncul. Firasat yang sudah tajam se tajam ujung – ujung paku itu. Firasat kalau dia akan datang. Dan berada tepat disampingku. Oman yang aku cintai. Oman yang penuh kepalsuan. Oman yang membuatku depresi dan menjadi segila ini.
Aku tetap tertunduk dengan firasat itu. mukaku berubah pucat setiap firasat itu datang. Entah apa yang tejadi padaku. Aku sendiri ga tau kenapa bisa kayak gini. Peluhku mulai menetes. Badanku mulai menjadi dingin. Dan air mataku tertetes.
Suara motor berhenti tepat di sebelahku. Aku masih tertunduk lama. Sampai kira – kira 15 menit. Dan aku memberanikan diri untuk menegakkan kepalaku. Akupun menoleh ke samping kanan dimana motor yang suaranya sudah terlalu familliar itu berhenti. Dan ternyata firasatku tentangnya memang tak pernah melesat satupun.
Oman duduk di atas motornya dengan posisi membelakangiku dan terlihat dia memainkan Hpnya. Rasa kalut itu datang. Aku ga bisa menahannya. Nafasku meburu. Peluhku semakin menetes deras. Emosiku memuncak. Dan hanya satu yang ingin ku lakukan pada saat itu. Membunuhnya.
Ku pandangi lagi semua paku didepanku. Fikiranku yang jernih sudah keruh dengan segala amarahku.
“Kalo aku ga bisa milikin Oman, siapapun juga ga akan bisa milikin dia. Termasuk mantan sahabatku “
Cinta ini udah membuatku gila. Kewarasanku hilang seiring dengan berakhirnya hubunganku dengan Oman 2 tahun silam. Aku ga pernah mikirin diriku. Badanku. Sesakit apapun luka yang mencabik tubuhku. Ga pernah terasa karna sakitku sudah menyatu dalam hati yang telah membatu.  Hampir retak dan hancur.
Ku lirik lagi Oman. Ku geser seluruh paku – paku itu dengan kaki ku ke samping motor merahnya. Nafasku semakin cepat. Detak jantungku berdetak kencang. Semua rasa kecewa dan amarah itu berkumpul menjadi satu dan mendorongku lekas untuk mengakhiri hidup Oman secepatnya. Tak ada lagi alasan dia hidup di dunia ini.
2 buku tebal yang ku bawa jatuh saat aku berdiri dengan kesetanan itu. Tatap mata tajam dan pandangan penuh kekecewaan. Tubuhku tak kuat membawa beban di pundakku yang akhirnya ranselku pun turut jatuh. Oman menoleh. Seakan terkejut bahwa yang berdiri dibelakangnya adalah seseorang yang sedang ingin menghabisinya.
Aku melangkahkan kaki ku satu kali dan dengan cepat aku merobohkan motor Oman ke arah dimana aku menggeser paku payung ku yang sudah siap menghisap darah Oman nantinya. Dan ....
“ brakkkk “
Motorpun roboh dan Oman terjatuh terlentang dengan kepala pas di atas paku – paku itu. Tak ada teriakan sama sekali dari mulut Oman. Akupun hanya bisa memandang wajah Oman yang menahan sakit di benturan kepalanya yang sekarang mungkin sudah penuh dengan tancapan paku payung milikku.
Dalam sekejap aku tersimpuh dengan tangis yang begitu histeris. Aku berteriak sangat keras.
“ aa a pa kkka mmu puas se sees se karang ? ” dia berkata dengan terbata – bata memandangku. Darahnya semakin banyak mengalir. Dan tak ada sedikitpun rasaku ingin menolongnya.
Aku mendekatinya. Gak tau apa yang sebenarnya aku tangisi. Entah penyesalan. Bahagia. Kehilangan. Kesedihan atau apa aku ga tau. Yang ku tau hanya aku ingin menangis.
Ku pandang wajahnya lekat – lekat. Wajahnya mulai pucat pasi. Tangannya mengelus pipi kananku. Seketika itu dia tersentak dan memejamkan mata.
Aku semakin histeris dengan gilaku. Tak ada rasa untuk memeluknya. Tak ada rasa untuk menolongnya. Tak ada sedikitpun fikiran untuk meminta pertolongan. Hingga orang – orang mulai berlarian mendatangi aku dan Oman.
Aku telah membunuh orang yang aku cintai sampai saat ini. Mantan sahabatku datang dan langsung menamparku.
“ apa yang kamu lakuin ke Oman ? dasar gila ! ”
Aku  hany menangis. Wajahku semakin pucar dan peluhku membasahi semua kain yang membalut tubuhku. Orang – orang mulai menolongnya dan aku di bawa ke kantor polisi.
Aku mengakui semua tindakanku. Dan polisi bilang bahwa aku terkena gangguan mental karna depresi berat. Mendengar hal itu orang tuaku sangat sedih dan juga kecewa. Mereka gak menyangka sama sekali bahwa aku bisa melakukan hal sebodoh dan segila itu.
Dan kini aku hidup dalam sebuah kamar yang sepi. Semua orang membenciku karna tindakanku itu. Hari – hariku hanya menangis. Bukan karna aku menyesal kenapa aku membunuhnya. Tapi karna sentuhan terakhirnya di pipi kananku yang membuatku menyimpan sejuta pertanyaan yang tak akan pernah mendapatkan jawaban.
“ apakah dia masih mencintaiku ? apakah dia masih peduli sama aku ? apa selama ini dia hanya berusaha membautku cemburu ? Apakah .... “
Aku terus bertanya dalam setiap tetes air mataku. Aku gak tau kapan air mata ku kering dan gak akan keluar lagi. dan sekarang aku mengerti kenapa semua orang menjulukiku ABNORMAL.
Cinta ini benar – benar membuatku gila. Depresi berat dan ga bisa berfikir jernih. Kini aku hanya bisa menunggu waktu dimana aku kembali menjadi orang yang ceria dan penuh senyum seperti saat sebelum aku bertemu dengan Oman.
Teh panas dan Langit ga bisa lagi kunikmati. Membuatku semakin sedih dan tak ada hiburan yang berarti. Orang tuaku menjengukku hanya seminggu sekali. Padahal aku ingin ditemani setiap saat. Aku ingin menjadi orang yang normal lagi.
Dan aku tau kenapa selama ini aku dilarang bertemu dengan Oman oleh ibuku. Ternyata ini alasanya. Mungkin ibuku sudah punya firasat bahwa suatu saat aku akan menjadi seperti in.
Dan sekarang kekhawatiran ibuku menjadi kenyataan. Dan aku hanya bisa meminta maaf atas semua tindakan konyolku. Oman sudah mati dan hatikupun mati. Yang kubutuhkan sekarang hanya pupuk dan air serta benih lagi dimana hatiku bisa tumbuh berkembang menjadi sosok yang baru dan bisa menjadi yang dibanggakan orang tuaku. Aku akan selau menunggu waktu itu.
Dan satu lagi. Aku gak akan pernah mau dipanggil sebagai orang gila. Karna aku gak gila. Hanya terkena tekanan batin. Dan aku sadar. Aku hany perlu banyak motivasi dan hidup dalam lingkungan yang penuh perhatian dan pengertian.
“ aku tak menyesal membunuhmu. Karna sekarang aku sudah lega tak ada lagi alasan ku untuk bertindak bodoh di lain hari ”
Itu adalah kata – kata gila terakhirku sebelum aku keluar dari rumah Rehabilitasi.

2 comments:

  1. Cerita km krg lbh sm halnya dgn ap yg ku alami, aku depresi berat krn cinta yg semu. Tp prbdaan'y dsni, aku gabisa mmbnuhnya. Mlh sring x aku mnyksa dr aku sndri, skrg aku hny hdup dlm kmar sndrian mratapi nasib yg mnimpaku kni. Ya aku gk bs trsenyum kmbli stelah khilangan dia dn gabisa bangkit smp skrg. . .enth ap yg sdh ia lakukan thdpku hga aku jd bgni adanya. Bgiku dia cnta trakhirku dn gakan ku temukan lg org yg spertinya) kni dia tlh tgalkan aku!!! U_u

    ReplyDelete

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

WELCOME TO MY BLOG ...