Arzcha membanting tubuhnya di atas
ranjang. Matanya berkaca-kaca, masih tidak percaya. Rohman, cowok dengan postur
tinggi & item manis. Orang yang selama ini ia kenal sebagai pacar dari
Wiwid, salah satu sahabat karibnya. Dan dia tahu betul, Fina sangat
mencintainya, dengan segala cara Fina mati-matian untuk mempertahankan cinta
Rohman. Tetapi, kejadian tak disangka tiba-tiba terjadi. Rohman menyatakan
cinta padanya. Ini pasti akan menjadi sebuah dilema cinta.
“Aku
sayang kamu, aku cinta kamu..??”
“Apa
aku salah, Cha..??”
“Aku
rela memutuskan Fina, kenapa, itu karena aku tidak bisa membohongi perasaanku
padamu Arz”.
Kata-kata
itu selalu terngiang di telinganya. Beberapa jam yang lalu, Rohman mengatakan
semua yang ada dalam hatinya. Masih tak habis pikir, merasa dunia tak adil.
Gadis yang sekarang duduk di bangku kelas XI SMA menangis sejadinya. Walaupun
tak mengeluarkan suara.
Ia
kehilangan semua moodnya untuk belajar. Untung besok adalah hari minggu, yang
dia anggap adalah hari kebabasan untuk meluangkan waktu dan membuang semua
kejenuhan yang dihadapi setelah disuguhi seabreg kegiatan dan pelajaran di
sekolah.
“Tuhan,
What happen with me..??”
Dalam
hati ia selalu bertanya-tanya.
“Arrrghhh,
kenapa semua ini terjadi padaku?”
“Apa
yang akan dikatakan Wiwid kepadaku jika ia tau semua ini. Apa yang akan
dikatakan oleh teman-temanku?”
“Aku
tak bisa, aku bukan perebut cowok orang !”
***
Lalu
ditelfonlah Shoub, sahabat sekaligus sepupu. Yang dia anggap adalah sahabat
yang paling gokil dalam segala perbuatan juga aktivitasnya sehari-hari, yang
paling penting tentu bisa mengerti setiap dia berkeluh kesah padanya.
“Tuutt…
Tuutt… Tutt…”
“Hallo,
selamat malam, pembasmi serangga siap membantu anda”
“Kami
akan melayani anda seprofessional mungkin. Semua jenis serangga akan kami
basmi”. Hehehe….
Suara
bercanda Shoub terdengar dari kejauhan. Tetapi ia belum bisa bicara, bibirnya
masih kaku untuk mengucapkan kata-kata. Suaranya serak, karena hampir dua jam
dia menangis.
“Hallo,
selamat malam, pembasmi serangga siap membantu anda”
“Kami
akan melayani anda seprofessional mungkin. Semua jenis serangga akan kami
basmi”. Hehehe….
Shoub
mengulangi kata-katanya.
Dan
barulah ia mengucapkan kata-kata yang terdengar serak.
“Aku
mau curhat Shoub. Aku bingung, harus bagaimana..??”
Dan
langsung saja Shoubh, dengan keisengannya menjawab.
“Wakh,,
ada yang salah nich. Minum obatnya ketuker sama racun tikus ya..??”
Dengan
nada memelas serta suara serak Arzcha menjawab.
“Serius
ini, ada waktu kan buat dengerin?”
Dengan
PD-nya Shoubh langsung menjunjung tinggi rasa persahabatan & persaudaraan.
Tentu dengan versinya sendiri. “Ia… ia… maaf, buat sahabatku. Apa sich yang
nggak.. hehe..??”
“Gini
Shoubh, kamu tahu Rohman kan?”
“Ia,
tahu. Pacarnya Wiwid kan? Ada apa dengan dia?”
“Dia
tadi ke rumahku, dia bilang sangat mencintaiku, dia memaksa aku jadi pacarnya.”
“Yess..!!”
“Ko,
Yess. Eman
g kenapa?”
g kenapa?”
“Aku
bakal dapat traktiran makan gratis nich” hehehe
“Akkhh,,
Shoubh.… jangan bercanda dulu kenapa sich..?? Orang lagi serius juga”. Suara
memelas dan manja keluar dari mulut Arzcha..
“Ia,,
maaf lagi dech. Emang kenapa, toh kamu lagi jomblo, orangnya biarpun item
manis, cakep juga, lumayan lah?” kata Rohman mencoba menghibur.
“Bukan
itu masalahnya, kamu nggak pernah tau kan kalau Wiwid sangat mencintai
Rohman..?? Dia mati-matian mempertahankan cinta hanya untuk seorang Rohman.
Kemarin ada 2 cwok yang nembak Wiwid, juga dia tolak”.
“Ooo…
begitu, terus mau bagaimana?”
“Aku
bingung, aku nggak tahu, apa yang harus aku lakukan”.
“Ya,
udah, besok aku temenin ke rumah Wiwida, nglurusin masalah ini baik-baik. OK?”
“Hah,,
apa kamu sudah gila. Mau bilang Wiwid ke aku. Bisa-bisa aku akan langsung kena
semprotan dari Wiwid?”. Sontak saja Arzcha langsung mengeluarkan kata-kata
emosinya. Dengan santai dan bijaksananya Shoubh menjawab.
“Terus…
mau sampai kapan kamu pendam? Kalau Wiwid sudah tahu pasti semuanya akan terasa
tenang & masalah clear. Mau nggak, kebetulan besok hari Minggu, aku juga
libur kerja. Kalau nggak mau ya sudah”.
Arzchapun
bingung memikirkan semua itu. Mungkin sudah buntu pikirannya. Dan mau saja
mengikuti ajakan sahabatnya.
“Ia
dech, tapi kamu yang ngmong ya..??
“Lhoo.
Kok aku sih, yang punya problem kan kamu”
Lagi-lagi
Arzcha dengan memelas dengan setengah merayu. Dia paling tahu kelemahan Shoubh.
Kalau Shoubh tidak akan tega melihat orang kesusahan, apalagi seorang
perempuan.
“Ayo
donk, please. Bantu aku, katanya sahabatku”
Dan
benarlah, Shoubh langsung menyetujui permintaanya.
“Ya
udah, sekarang aku mau tidur dulu. Ngantuk banget.”
“He’Em,,
makasih don. Besok pagi langsung ke rumahku ya..??”
“Ia..ia..
aku pagi-pagi ke rumahmu. Udah ya, tinggal
½ watt nich. Bye…” “Tut…tut…tut..”
½ watt nich. Bye…” “Tut…tut…tut..”
Telponpun
diputuskan oleh Shoubh. Dengan setengah menggerutu. Huh, kebiasaan banget.
Belum dimatiin, udah dimatiin duluan.
Tetapi,
Arzcha juga sangat tau kalau Shoubh kecapean habis kerja seharian. Apalagi
kerja di bidang jasa, pasti sangat capek. Menghadapi 1001 macam karakter orang,
tapi selalu dia bisa membuat dirinya tersenyum seperti sekarang ini. Makanya
dia memasukkan Shoubh ke daftar sebagai sahabat yang paling baik. Walaupun
kadang memang membuat kesal setengah mati.
Akhirnya, Arzcha pun mencuci mukanya yang lusuh oleh air mata telah
kering. Lalu merebahkan badan serta memejamkan mata. Karena Arzcha juga sangat
capek, setelah seharian diboombardir ulangan 3 mata pelajaran. Ditambah lagi
Rohman yang barusan membuat dirinya kaget, hampir mencopot jantungnya.
***
Minggu
yang cerah adalah hari yang asyik bagi para kaum muda. Apalagi yang sudah punya
pasangan. Mereka pasti akan memanfaatkan momentum itu untuk sekedar
berjalan-jalan mungkin atau aktivitas lainnya, walaupun dalam 1 bulan ada 4
kali hari minggu, tetapi tidak ada bosannya menunggu hari minggu tiba. Tetapi,
tidak bagi Arzcha sekarang, yang sedang diberondong dengan sejuta masalah
baginya. Ketika dia bangun, sangat malas untuk beraktivitas. Padahal biasanya
hari minggu adalah hari yang paling istimewa dalam hari-harinya. Dengan langkah
lesuh, dia menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan sebelum Shoubh datang.
Arzcha tidak mau, Shoubh nyerocos menceramahinya ketika ia datang, belum sempat
mandi. Kemarin Shoubh sudah berjanji akan datang pagi-pagi.
***
“Permisi…
tok… tok… tok…”.
Suara
Shubh berubah menjadi kakek-kakek, ketika mengetuk pintu untuk menemui Arzcha
di rumahnya. Dan langsung mama Arzcha yang sedang berada di dapurpun langsung
bergegas membukakan pintu untuk tamunya. Ketika mamanya yang tak lain adalah
tantenya membukakan pintu.
“Ya
ampuuunnnn,,,, kamu lagi, kamu lagi shoubh, gak ada kapoknya ya ngerjain
tante”. Dengan setengah kesal mama Arzcha mengomeli ponakannya yang isengnya
kadang keterlaluan. Memang, tidak Cuma 1 kali mama Arzcha tertipu dengan
ulahnya Shoubh. Tapi, ya seperti biasa Shoubh hanya melontarkan senyum khasnya
untuk tantenya itu, seolah tak mempunyai dosa sedikitpun.
“Hehehehe…
maaf, Tan. Arzchanya ada..??”
“Awas,,
ya, sekali lagi..!! Ada, baru selesai mandi tuch”
“Yaudah
masuk, tante lagi masuk, ntar gosong lagi”
“Ia…
ia… ia… ngomel mulu, cepet tua tan. Hehehehe”
Lagi-lagi
Shoubh membuat kesal kepada tantenya. Sehingga tantenya pun mengeluarkan
jurusnya.
“Ya
ampuunn,, ini anak satu. Berbalik sambil menjewernya”
“Peace…
Tan. Peace… Ampun !!” bujuk Shoubh kepada tantenya agar melepaskan tangan dari
telinganya.
“Ada
apa sich, pagi-pagi dah ribut-ribut. Kayak anak kecil aja”. Tiba-tiba Arzcha
muncul dari dalam.
“Udah-udah,
mama ke dapur lagi, gosong tuch masakan”, lalu mama Arzcha pun kembali ke dapur
meninggalkan keponakannya yang super rese itu. Arzcha sudah tahu betul kelakuan
sepupunya kepada mamanya. Arzcha pun langsung meluruskan permasalahan kepada
Shoubh, dan mengajak ke rumah Wiwid.
“Jadi,
gimana..?? ke rumah Wiwid sekarang..??” tanya Arzcha kepada Shoubh.
“Nggak,
besok aja sekalian” Shoubh menjawab dengan agak ketus, karena kesal.
“Hehehe…
ia.. ia.. ayo berangkat, jangan manyun begitu”, canda Arzcha kepada Shoubh.
Akhirnya mereka berdua menuju ke rumahWiwid.
***
Tapi
apa yang terjadi, tanpa disangka, tanpa direkayasa, dan di luar skenario, kalau
bahasa pertelevisian. Sesampainya di rumah Wiwid, Rohman & Wiwid sedang di
ruang berdua seperti larut dalam kesedihan. Arzcha pun melangkah lemas, ketika
dipersilahkan duduk oleh Wiwid. Bagaimana tidak sahabat yang selama ini jadi
pendengar setia ketika Arzcha sedang diberondong masalah dalam hidupnya.
Sekarang ia bersedih karena dilema yang menyangkut dirinya. 10 menit mereka
berempat membisu. Suasana menjadi sangat amat dramatis seperti di film Titanic
ketika Jack menyelamatkan kekasihnya Rose. Atau mungkin seperti Fahri di
Ayat-Ayat Cinta ketika dihadapkan kepada dua perempuan yang dicintainya. Shoubh
anak super resepun hanya diam ikut larut dalam suasana pagi itu.
“Cha…
aku akan ikhlas jika semua ini yang terbaik untuk Rohman, semua ini memang
sudah suratan. Kamu jauh lebih baik daripada aku. Please banget, bahagiain dia.
Kita akan tetap bersahabat. Aku hanya memohon 1 permintaan saja, jangan
pernah kau sakiti dia” Wiwid
memecah kebisuan sambil meneteskan air mata.
“Tapi
Wid..??” belum selesai Arzcha berpendapat, sudah dipotong dulu oleh Rohman.
“Wid,
kamu percaya kan. Semua akan indah jika kamu menerimanya dengan tulus..?? Cinta
ini akan mengalir seperti air di sungai. Cinta ini akan abadi jika kamu memang
cinta dengan persahabatan ini.Wiwid sudah rela aku untukmu, aku tinggal
menunggu keputusanmu”.
Wiwid
tak mampu berkata-kata lagi, kepalanya berat tak tertahankan. Jiwanya seperti
akan keluar dari raganya.
Suara
teleponpun berdering, Arzcha dengan setengah sadar mengambil dan melihat “Rohman
memanggil..”. Arzcha baru sadar ternyata semua yang dialaminya adalah
mimpi. Jantungnya masih berdegup dengan kencangnya. Darahnya mengalir deras.
Keringat dinginpun keluar. Apakah ini pertanda akan mulainya segala mimpi itu.
Hanya Icha dan Tuhan yang tau.
No comments:
Post a Comment